
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi menyelenggarakan serangkaian webinar dalam rangka memperingati Hari Aksara Internasional (HAI). Kamis (9/11), webinar pertama dengan tajuk “Mengenal Naskah Kuno Banyuwangi” dilaksanakan dengan narasumber penerjemah naskah kuno yaitu Wiwin Indiarti, S.S., M.Hum.
Diselenggarakan secara daring melalui media zoom, webinar yang dipandu oleh pustakawan muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP ini sukses dengan antusias ratusan peserta. Kegiatan webinar ini turut dihadiri para guru atau pendidik dari berbagai jenjang pendidikan. Peserta webinar tidak hanya berasal dari Banyuwangi, melainkan dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Depok, Yogyakarta, Solo, Salatiga, Semarang, Madura, Sumatera, dan Papua.
Menurut Wiwin, tenaga pendidik memiliki peran penting dalam pelestarian kebudayaan Banyuwangi, khususnya naskah kuno. Guru yang memiliki wawasan mengenai naskah kuno dapat membagikan ilmu kepada anak didiknya.
“Betul sekali! Para guru menjadi target utama dari upaya pengenalan naskah kuno Banyuwangi,” ungkap Wiwin yang juga dosen Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Banyuwangi itu.
“Audience yang menjadi sasaran utama dari pelaksanaan webinar ini adalah para guru, yaitu guru Bahasa Indonesia, guru Bahasa Jawa, dan guru Sejarah. Harapannya mereka bisa mentransfer pengetahuan ke para peserta didiknya,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Wiwin menyambut dengan antusias mengenai upaya Dispusip Banyuwangi untuk melestarikan naskah kuno Banyuwangi.
“Saya sangat menyambut gembira dan mengapresiasi upaya Dispusip dalam mengenalkan naskah kuno Banyuwangi kepada khalayak yang lebih luas,”
Mengusung materi “Melantunkan Aksara Manuskrip Pegon dan Tradisi Membaca Tembang di Banyuwangi”, webinar ini diharapkan mampu membuat naskah kuno Banyuwangi menjadi semakin dikenal.
“Harapan saya dengan diadakannya webinar ini adalah lebih banyak yang memahami bahwa Banyuwangi kaya akan naskah kuno dan karenanya upaya preservasi atau pelestarian semakin marak. Semangat pewarisan nilai dalam naskah kuno juga diharapkan menjadi gerakan bersama.” Pungkasnya.
Upaya pelestarian naskah kuno tidak hanya dilakukan pada peringatan HAI. Sebelumnya, pada tahun 2020 Dispusip Banyuwangi telah menerbitkan satu buku terjemahan naskah kuno berjudul Lontar Sritanjung oleh Wiwin Indiarti dan Anasrullah. Dispusip Banyuwangi bekerjasama dengan para penulis dan penerjemah untuk melestarikan naskah kuno sebagai bagian dari kebudayaan Banyuwangi.
Kontributor : Sasi Nur Aini (Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Unej)